Growth Mindset sebagai Kunci Sukses
Apresiasi setiap usaha yang kita lakukan, nikmati pula prosesnya, dan jangan melulu terfokus pada hasilnya, begitu benang merah pertemuan para penerima beasiswa Eka Tjipta Foundation (ETF) yang berlangsung pada hari Selasa tanggal 29 April 2025, di Auditorium XLSmart Jakarta.
Perjumpaan dengan para penerima beasiswa jenjang strata satu (S-1) dan profesi ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi sesama penerima beasiswa sekaligus memberi mereka kesempatan meningkatkan softskills yang dapat menunjang tugas dan tanggung jawab sebagai seorang penerima beasiswa, serta sebagai sosok dalam kehidupan sosial. Peserta yang hadir adalah para mahasiswa yang berada di wilayah Jabodetabek, berikut perwakilan dari perguruan tinggi mitra ETF yang kini menaungi mereka. Namun mahasiswa yang berada di luar Jabodetabek juga tetap dapat bergabung mengingat kegiatan dilangsungkan secara hybrid. Tak kurang dari 160 mahasiswa tercatat berkumpul hari itu.
Growth Mindset Kunci Sukses Akademik dan Kehidupan menjadi bahasan utama. Ketua Harian Eka Tjipta Foundation, Agustina Tutik menyampaikan dengan memiliki growth mindset para penerima beasiswa diharapkan dapat mengembangkan pola pikir positif, tidak mudah menyerah dalam menghadapi kegagalan, dan mampu meningkatkan ketekunan dan disiplin. “Dengan growth mindset, kita percaya bahwa kemampuan bisa berkembang lewat usaha, jadi kita lebih terbuka untuk belajar. Selain itu, kegagalan jangan dipandang sebagai sebuah akhir, kegagalan harus dipandang sebagai bagian dari proses belajar. Kita harus tetap tekun dan disiplin dalam mengejar citia-cita.” Agustin mencontohkan Eka Tjipta Widjaja sebagai sosok dengan growth mindset. “Sikap pantang menyerah yang dimiliki sejak memulai usaha, meski berkali-kali gagal, Pak Eka selalu bangkit. Selalu mencari jalan keluar di tengah tantangan yang ada. Tekun dalam menjalankan usahanya hingga akhirnya berbuah keberhasilan.”

Dosen Ilmu Psikologi Binus University, Yan Andre Peranginangin selaku narasumber mengatakan bahwa growth mindset dapat dibentuk lewat beberapa cara. Pertama dengan tak lupa mengapresiasi setiap usaha yang kita lakukan, tidak hanya terfokus pada hasilnya saja. Biasakan mengatakan “belum bisa” jangan bilang “tidak bisa”, biasakan menggunakan kata belum dibanding kata tidak. Nikmati prosesnya bukan hasilnya, dan terakhir refleksikan pembelajaran yang bisa diambil dari setiap tantangan yang kita hadapi,” ujarnya membagi kiat.
Andre menambahkan growth mindset berhubungan dengan pola pikir. Dirinya mengutip cara pandang Asad Meah seorang penulis, motivator, dan pengusaha asal Inggris yang dikenal sebagai pendiri dan CEO dari platform pengembangan diri Awaken The Greatness Within. We don’t grow when things are easy. We grow when we face challenges. Oleh karenanya, “Penting bagi kita dapat mengelola mindset, bagaimana kita melihat tantangan sebagai proses pembelajaran.” Salah seorang penerima beasiswa yang hadir, Jonatan Alexandro menyatakan, “Kegiatan hari ini menyenangkan karena banyak tanya jawab terkait topik yang disampaikan. Dapat menangkap ilmu dari narasumber terkait growth mindset untuk perkembangan diri, mengasah diri agar menjadi gen Z yang lebih siap menghadapi dunia yang semakin cepat berubah.”
Sementara rekannya Halimatus Sadiyah mahasiswi program studi Profesi Ners Keperawatan di Universitas Nasional menilai kegiatan ini sebagai sesuatu yang seru. “Karena mendapat banyak feedback yang bagus untuk diri sendiri, serta mendapat banyak relasi. Ke depannya tidak akan gampang menyerah, dengan growth mindset tidak terpaku pada satu peluang saja tetapi banyak peluang yang diambil,” demikian Halimatus. Selamat mengembangkan diri, dan jangan menyerah.